CONTE SAYA UDAH TERBIASA DENGAN KEKALAHAN MELAWAN TEAM KUAT SEPERTI JUVENTUS

Hasil gambar untuk conte


Antonio Conte tidak merasa patah hati setelah timnya, Inter Milan, dipaksa berlutut oleh Juventus. Dia merasa kebal karena dia terbiasa melihat timnya digulingkan oleh juara bertahan Serie A.

Inter Milan gagal membuat pendukung yang memenuhi Stadion Giuseppe Meazza senang saat menjalani pertandingan melawan Juventus di minggu ke 8 Serie A, Senin (10/07/2019). Romelu Lukaku dkk kalah dengan skor tipis 1-2.

Inter Milan bisa dikatakan kehilangan kelas. Mereka hanya mampu membuat 10 tembakan sepanjang pertandingan. Bahkan satu-satunya gol yang mereka terjaring dari pertandingan ini disarangkan oleh Lautaro Martinez melalui penalti.

Sebagai hasil dari kekalahan, Nerazzurri harus rela menyerahkan tahta teratas klasemen Serie A ke Juventus. Mereka jatuh ke tempat kedua dan satu poin di belakang pasukan besutan Maurizio Sarri.

Namun, Conte tidak merasa sedih karena ia dikalahkan oleh tim yang telah ia bina. Karena sepanjang kariernya sebagai pelatih, ia sering dipaksa berlutut oleh Bianconeri.

"Saya selalu kalah melawan Juventus, dengan Arezzo dan Atalanta. Saya merasa kecewa ketika saya kalah, tetapi tidak sekarang karena ini dari Juventus. Saya mengangkat topi saya kepada mereka," kata Conte kepada Sky Sport Italia setelah pertandingan.

Ini adalah kekalahan kedua beruntun yang diterima Inter Milan hanya dalam rentang beberapa hari. Sebelumnya, mereka juga dipaksa untuk berlutut oleh Barcelona dengan skor yang sama di Liga Champions.

"Kami harus dapat melakukan yang lebih baik pada gol yang masuk ke gawang, tetapi seperti yang saya katakan, ini adalah proses pertumbuhan bagi beberapa pemain yang tidak memiliki pengalaman di level ini," lanjutnya.

Namun dalam enam pertandingan Serie A sebelumnya, Inter begitu kuat sehingga mereka tidak pernah kalah. Bahkan lebih baik dari itu, mereka berhasil menghapus semuanya dengan kemenangan.

Conte mengingatkan bahwa timnya tidak bisa menunjukkan performa cemerlang di setiap pertandingan. Apalagi saat menghadapi Juventus yang jelas memiliki pemain bintang di setiap lini.

"Kami tidak dapat membandingkan diri kami dengan Juventus saat ini, karena mereka sudah pada level yang berbeda di setiap sisi," tambah pria yang juga melatih Chelsea.

"Kami berusaha memotong jarak, kami bermain bagus di enam pertandingan sebelumnya, tapi jangan lupa bahwa kami selalu dalam kecepatan 200 km / jam. Kami tahu bahwa jika kami ingin menang, kami harus berada di 200 ," dia berkata.

Tidak ada komentar