NOVEL BASWEDAN LEBIH MEMILIH AWAK MEDIA DIBANDING KEPOLISIAN
Novel Baswedan penyidik Komisi Pemberantas Korupsi ini menerima kritik setelah melakukan wawancara pada beberapa media massa, wawancara yang dilakukan Novel dikritik oleh politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu. Masinton dan juga anggota pansus hak angket KPK yang menganggap bahwa Novel seharusnya menjalani pemeriksaan dengan polisi terlebih dahulu untuk menyusut kasus penyiraman air keras pada dirinya, dari pada malah melakukan wawancara terhadap media untuk mencari perhatian masyarakat apalagi saat itu Novel masih dalam tahap penyembuhan mata kirinya.
Jika Novel Baswedan berfikiran bahwa media dapat mengusut kasusnya sampai tuntas lantas apa tugas polisi? ungkap Masinton. Kondisi mata Novel semakin parah karena aktivitas meladeni awak media, namun Masinton masih tidak percaya dengan kondisi yang dialami Novel saat ini karena bukannya memberikan keterangan dtentang kasus yang tengah dihadapinya, ia malah meladeni awak media terlebih dahulu. Kondisi mata Novel Baswedan saat ini memang sudah membaik namun tekanan mata yang meningkat masih dikhawatirkan dokter, tekanan mata yang seharunsya berada di bawah angka 10-20 mmHg, tetapi tekanan mata kiri Novel berada pada 26-27 mmHg.
Menurut dokter yang menangani Novel kondisi mata kirinya memburuk karena perubahan emosi yang cepat sehingga kesehatan mata kirinya malah memburuk. Wawancara dengan awak medialah yang membuat kondisinya memburuk. Pihak Polisis sudah menghubungi dan ingin menghampiri Novel di Singapura saat itu hanya untuk menyakan beberapa hal saja , namun Masinton merasa bahwa Novel Baswedan tidak percaya lagi dengan polisi karena untuk apa menyampaikan kasus tersebut kepada media bukan kepolisi? menurut Masinton ada pengaruh politik dalam beropini saat ini. Hingga kini aparat kepolisian masih mencari tersangka atas kejadian penyiraman air keras dan polisi mengharapkan dapat meminta keterangan dari Novel Baswedan nantinya.
Post a Comment