SINDIRAN MENUSAK YANG DIBERIKAN OLEH PRESIDEN JOKOWI TERHADAP SEKTOR PANGAN DAN LULUSAN IPB
SINDIRAN MENUSAK YANG DIBERIKAN OLEH PRESIDEN JOKOWI TERHADAP SEKTOR PANGAN DAN LULUSAN IPB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa masyarakat seluruh dunia kedepannya akan memperebutkan makanan , energi dan air. Sehingga tanpa pemasokan yang mencukupi , maka sebuah Negara akan sangat mudah di kalahkan serta mudah untuk ditumbangkan.
"Ke depan bukan politik lagi yang akan menjadi Panglima dan mungkin juga bukan masalah Hukum lagi yang menjadi panglima , tetapi pangan yang akan menjadi panglima nantinya. Siapa yang memiliki pangan maka dia yang akan mengendalikan semuanya," ujar Presiden Jokowi saat sedang menghadiri Sidang Terbuka Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka Dies Natalis yang ke 54 di Graha Widya Wisuda , Kampus IPB Dramaga , Bogor , Jawa Barat , Rabu 6 September 2017.
Presiden Jokowi juga menyatakna bhaw aParadigma paradigma baru serta perubahan baru mengenai pangan harus di keluarkan dan di ciptakan. "Tanpa itu maka akan sangat sulit rasanya jika kita ikut kompetisi , sulit bersang dengan Negara lainnya," jelas Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut , Presiden Jokowi juga mengingatkan kembali mengenai perubahan Dunia yang sangat cepat dan tak bisa di hindari oleh Indonesia oleh karena itu , mau tidak mau juga harus mengikutinya jika kita tidak ingin kalah bersaing dengan Negara lainnya.
Jokowi juga menyatakan bahwa dirinya juga sering melakukan teguran terhadap para menterinya , terkait masalah pangan. Dirinya juga mencontohkan masalah Nelayan yang dikarenakan sang menteri yang sudah berpuluh puluh tahun tidak dapat menyelesaikan masalah cantrang.
"Sudah berpuluh puluh tahun ngurusin cantrang saja tidak selesai. Padahal dunia sudah berubah ke 'Offshore aquaculture' Kenapa masih belum bisa mengikuti zaman perubahan yang sangat cepat ini." jelasnya.
Sedangkan dalam bidang pertanian , Presiden berharap akan adanya peningkatan Nilai tambah Petani dengan cara mengoporasikan agar bisa mendapatkan keuntungan sebesar besarnya dari dia yang melakukan penanaman dalam bidang pertanian.
Tak hanya berhenti di sana , Jokowi juga memberikan sindiran kepada Sektor Pertanian RI yang hanya bertekun dalam budidaya , sedangkan nilai tambah ada di dalam proses bisnisnya (Agrobisnis).
"Paradigma tersebutlah yang harus kita ubah secara besar besaran , kuncinya , menurut saya bagaimana membina para petani agar dapat memiliki skala yang besar , skala ekonomi yang besar," ujar Presiden di Institut Pertanian Bogir (IPB) di Kampus Dramaga , Kabupaten Bogor , Rabu 6 September 2017.
Jokowi juga menyatakan bahwa nilai tukar petani tersebut merupakan hal yang sangat mendasar agar mereka mendpatkan keuntungan yang besar. "Itu yang harus kita lihat , Nilai tukar petani tersebut sangatlah penting , ini merupakan hak yang paling utama. Oleh sebab itu para petani harus mendapatkan keuntungan sebesar besrnya dari dia yang melakukan penanaman pertanian," jelasnya.
Jokowi juga menyatakan bahwa keuntungan yang besar tersebut tidak akan di dapatkan dari budidaya , pembibitan , melainkan berada dalam proses bisnisnya. "Ini yang lama tidak kita sadari. bahwa keuntungan besar terdapat dalam proses bisnis , proses agrobisnisnya. Oleh sebab itu kita seharusnya lebih fokus," ungkap Jokowi.
Di tambah dengan keadaan petani di Indonesia sebagian besar hanya memiliki tanah tanah yang kecil yang hanya berkisar 0.25 hingga 0.3 hektare saja.
"Kalau kita tidak fokus dengan hal tersebut , bagaimana kita bisa menaikan keuntungan petani dengan nilai tukar petani yang saat ini harus kita lihat," ujarnya.
Post a Comment