KEMACETAN YG MERUGIKAN IBUKOTA JABODETABEK MENCAPAI 100 TRILIUN 2017

KEMACETAN YG MERUGIKAN IBUKOTA JABODETABEK MENCAPAI 100 TRILIUN 2017

https://beritasarana88.blogspot.com/2017/12/kemacetan-yg-merugikan-ibukota.html

MyinfoNews.Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, mengungkapkan kerugian akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya dari tahun ke tahun terus meningkat. Untuk 2017 ini, menurut perhitungan Bappenas, kerugian khusus di DKI Jakarta saja mencapai Rp 67,5 triliun. Sementara, kerugian yang dialami di wilayah Jabodetabek mencapai Rp 100 triliun per tahun.

Maka dari itu, BPTJ bersama pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya telah mempersiapkan berbagai terobosan dan harus dilaksanakan secepatnya. "BPTJ dan Pemprov DKI akan terus berkoordinasi menindaklanjuti program peningkatan layanan angkutan umum dan penanggulangan kemacetan di DKI Jakarta dalam lingkup penanganan se-Jabodetabek," kata Bambang, dalam acara diskusi di Jakarta, Minggu (3/12).

Bambang mengungkapkan, tingkat kemacetan yang sangat tinggi di Ibu Kota ditunjukkan oleh rasio volume kendaraan dibanding kapasitas jalan sudah mendekati 1, atau dengan kata lain sudah macet dan perlu penanganan.

"Kondisi lalu lintas sudah jenuh. Jadi misalkan ada mobil atau motor mogok di pinggir jalan pasti bakalan macet karena sudah jenuh," ujarnya.

Saat ini, sepeda motor di jalan makin dominan, sementara peran angkutan umum masih rendah. Penggunaan angkutan umum di Jakarta baru 19,8 persen dan di Bodetabek baru 20 persen.

"Untuk itu diperlukan program penanganan yang perlu segera diterapkan. Mengingat sejak 2000 hingga 2010, jumlah kendaraan yang terdaftar mengalami peningkatan sebesar 4,6 kali. Sementara itu, untuk penglaju dari wilayah Bodetabek menuju Jakarta ada sekitar 1,1 juta, dan ini terus meningkat 1,5 kali lipat sejak 2002."

Untuk pergerakan lalu lintas harian di Jabodetabek yang semula pada 2003 sebesar 37,3 juta perjalanan per hari, telah meningkat 58 persen atau mencapai 47,5 juta perjalanan per hari di 2015.
Dari 47,5 juta perjalanan orang per hari tersebut, sekitar 23,42 juta merupakan pergerakan di dalam kota DKI, 4,06 juta adalah pergerakan komuter, dan 20,02 juta adalah pergerakan lainnya yang melintas DKI dan internal Bodetabek.

"Perjalanan di Jabodetabek rata-rata didominasi oleh sepeda motor. Modal share dari total pergerakan Jabodetabek di dominasi oleh sepeda motor yakni sebesar 75 persen, kendaraan pribadi sebesar 23 persen dan 2 persen oleh kendaraan angkutan umum. Hal ini tentu berdampak pada perekonomian dan lingkungan."

Tidak ada komentar