TUNTUTAN YANG HAMPIR DIBERIKAN OLEH PIMPINAN AFRIKA KEPADA DONALD TRUMP
TUNTUTAN YANG HAMPIR DIBERIKAN OLEH PIMPINAN AFRIKA KEPADA DONALD TRUMP
Para Pemimpin Afrika hampir menuntut Presiden Amerika Serikat yakni Donald Trump untuk melakukan permintaan maaf secara terbuka atas pernyataannya yang terlalu vulgar mengenai benua pada minggu ini.
"Pernyataan tersebut diketahui sangat berlawanan dengan semua bentuk etiket diplomatik," menuruf sebuah draft deklarasi yang di miliki oleh The Associated Press.
Draft tersebut dibuat dalam sebuah pertemuan puncak Uni Afrika yang dilakukan pada Hari Minggu dan Senin. Draft menyatakan bahwa Kepala Negara dan pemerintaahan merasa terkejut atas perbandingan yang dilaporkan oleh trump mengenai Negara Negara Afrika mengenai masalah Toilet yang Kotor.
Hal tersebut juga diperingatkan bahwa kemitraan strategis antara Afrika dan A.S. Hal tersebut sangat memiliki resiko yang disebabkan oleh sifat rasis serta Xenofobia yang dimiliki oleh Trump.
Para pemimpin Afrika terlihat sudah berubah pikiran karena mengeluarkan Draft deklarasi tersebut mengenai sebuah surat yang berasal dari Trump kepada mereka pada munggu lalu dengan menjanjika rasa hormatnya yang mendalam dan Trump juga menyatakan bahwa Sekretaris Negara Rex Tillerson akan melakukan kunjungan yang cukup panjang ke Benua tersebut pada Bulan Maret.
Surat tersebut terlihat setelah Trump bertemu dengan Presiden Rwanda serta Ketua Baru Uni Afrika yakni Paul Kagame disebuah Forum Ekonomi Dunia yang ada di Davos , Swiss minggu lalu.
Banyak Pimpinan Afrika yang juga marah atas Komentar yang diberikan oleh Trump pada Bulan lalu. Setelah hampir satu tahun mendapatkan sedikit perhatian dari pemerintahannya yang sudah tersebar luas karena pemotongan dalam yang disarankan oleh Bantuan Luar Negeri A.S serta sebuah peralihan yang berasal dari Bantuan Kemanusiaan dalam melawan terorisme.
Trump menyatakan bahwa dia tidak pernah menggunakan bahasa yang vulgar , sementara yang lain menyatakan bahwa bahasa yang vulgar tersebut pernah keluar dari mulut Donald Trump.
Menjelang Pertemuan Puncak , Ketua Komisi Uni Afrika yakni Moussa Faki Mahamat menyatakan bahwa "Afrika tidak akan diam saja" mengenai komentar yang telah diberikan oleh Trump. Hal tersebut sangatlah mengejutkan semuanya.
Namun pada Hari Senin , Maoussa sudah menurunkan sedikit sikapnya dengan menyatakan kepada para wartawan bahwa Para Pemimpin Afrika sudah menerima surat komunikasi dari Trump dan kami juga sudah melihatnya.
Draft Deklarasi tersebut , bagaimanapun sudah menunjukkan bagaimana badan Kontinental 55 Negara yang berkumpul guna untuk membahas masalah tersbut.
Seperti yang telah diketahui bahwa Pimpinan AFrika merasa khawatir serta terkejut oleh Kemajuan zaman yang semakin konsisten dari administrasi Trump dalam merendahkan orang orang yang memiliki keturunan Afrika serta orang orang lain dengan warna khas Afrika sehingga hal tersebut digunakan untuk mempromosikan rasisme , xenophonia dan kefanatikan.
Oleh Seba itu , Uni Afrika meminta A.S untuk menarik kembali komentar yang diberikan oleh Trump dengan menuntut agar dia secara resmi dan secara terbuka meminta maaf kepada semua orang Afrika dan orang orang yang berketurunan Afrika.

Post a Comment