Survei LSI : Masyarakat Indonesia Semakin khawatir Tentang Terorisme
Indonesia, tanpa memandang jenis kelamin, agama, pendapatan, pendidikan dan afiliasi politik, lebih mengkhawatirkan terorisme sebagai akibat dari bom bunuh diri Surabaya pada bulan Mei.
“Kami telah menyaksikan perkembangan baru dalam terorisme di mana perempuan dan anak-anak sekarang terlibat dalam serangan teroris,” kata peneliti LSI, Ardian Sopa, Selasa 31 July 2018, di Jakarta.
Bom Surabaya mengejutkan bangsa itu karena 10 anak di bawah umur digunakan dalam serangkaian serangan bom. Hanya tiga dari mereka yang selamat.
Survei, yang mewawancarai 1.200 responden di atas usia voting, juga menunjukkan bahwa sebagian besar orang Indonesia mendukung langkah-langkah antiteroris yang lebih kuat dan mendukung UU Terorisme baru, yang digambarkan oleh beberapa kelompok hak asasi manusia sebagai kejam dan rentan terhadap pelecehan.
Lebih dari 76 persen responden menyetujui periode penahanan yang lebih lama untuk tersangka teroris sebagaimana diatur dalam undang-undang baru, menurut survei. Lebih jauh, 70 persen responden juga mendukung peningkatan anggaran tahunan bagi polisi untuk menindak terorisme.
Namun, survei juga menunjukkan bahwa 53 persen responden merasa bahwa masyarakat sipil, termasuk media, LSM dan organisasi keagamaan, telah gagal dalam meningkatkan kesadaran tentang terorisme.
"Polisi telah cukup berhasil dalam menahan terorisme tetapi orang-orang juga ingin masyarakat sipil untuk lebih meningkatkan kesadaran untuk mendukung polisi," kata Ardian.
Post a Comment