Pakar Pertanian Terkemuka, Pembela Hak Asasi Manusia HS Dillon Meninggal Pada Usia 74


Harbrinderjit Singh Dillon, seorang ahli pertanian, ekonom politik dan aktivis hak asasi manusia yang memegang berbagai posisi pemerintah selama bertahun-tahun, meninggal di Denpasar, Bali, pada hari Senin pada usia 74 tahun.

Almarhum adalah sosok yang peduli tentang promosi dan perlindungan hak asasi manusia, kata direktur eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, Senin. "Dia tidak pernah berhenti berpikir dan selalu mengundang semua orang untuk terus memikirkan kepentingan bangsa dalam semangat kemanusiaan yang melampaui batas-batas etnis, agama, ras, dan asal.

Lahir di Medan, Sumatra Utara, pada 1945, dari orang tua Sikh India, Dillon memperoleh gelar sarjana di bidang sosiologi-ekonomi pertanian dari Universitas Sumatera Utara (USU), sebelum melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Cornell di Amerika Serikat.

Antara 1983 dan 1996, Dillon memegang berbagai posisi di Kementerian Pertanian, termasuk koordinator Satuan Tugas untuk Kebijakan Pertanian Indonesia di forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik dari 1990 hingga 1996. Ia juga seorang penasihat senior untuk direktur jenderal di Departemen Pertanian. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Roma pada tahun 1994.

Dillon juga terlibat dalam banyak kegiatan hak asasi manusia dan anti korupsi dan merupakan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) serta anggota Tim Gabungan Anti Korupsi.

Korupsi adalah salah satu alasan utama mengapa tingkat kemiskinan tetap tinggi karena pejabat yang korup tidak hanya mencuri uang dari pemerintah, mereka mencuri dari rakyat, katanya dalam sebuah wawancara pada tahun 2015.

Pengabdiannya kepada negara diakui dengan pemberian medali jasa Bintang Jasa Pratama pada tahun 2007 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan medali Bintang Mahaputra Utama yang lebih tinggi pada tahun 2015 dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Tidak ada komentar