Muak Berita Bohong, Warga Australia Tidak Percaya Medsos


Sebanyak 44 persen warga Australia tidak mempercayai media sosial, dan masih lebih mengandalkan konten berita nyata dari media konvensional. Survei terbaru dari firma riset Roy Morgan menunjukkan media sosial menerima skor kepercayaan terburuk dibandingkan dengan media konvensional seperti radio, majalah dan televisi. Survei serupa tahun lalu menyebut Facebook sebagai media sosial yang paling tidak dipercaya, survei tahun ini menunjukkan peningkatan kepercayaan. Tingkat ketidakpercayaan orang Australia terhadap Facebook sekarang hanya 33 persen. Survei yang melibatkan 1.200 responden di bulan April 2019 ini menyatakan, ada lima alasan utama mengapa mereka tidak mempercayai media sosial. Alasan pertama adalah munculnya hoax atau manipulasi kebenaran. Alasan lain adalah bahwa siapa pun saat ini dapat membuat klaim tanpa bukti dan menyebarkannya sebagai berita. Ketidakpercayaan adalah manifestasi dari ketakutan, rasa sakit, dan pengkhianatan yang kita alami, kata CEO Roy Morgan, Michele Levine, mengenai hasil survei. Levine mengatakan di tengah-tengah kebohongan berita, melacak ketidakpercayaan adalah masalah serius bagi manajer media. Survei ini menunjukkan bahwa media konvensional secara konsisten dipercaya oleh orang Australia.

Media paling tepercaya, penyiar publik ABC, diikuti oleh SBS. ABC bahkan hanya menerima tingkat ketidakpercayaan dari Australia sebanyak 7 persen. Warga negara Australia menyatakan keyakinan mereka pada ABC didorong oleh kurangnya bias dan keberpihakan, dan kualitas dan jurnalisme etis, jelasnya. Ketidakpercayaan mereka pada media sosial didorong oleh standar jurnalistik yang lemah, tipuan, manipulasi kebenaran, masalah privasi, bias dan agenda tersembunyi, tambah Levine. Fenomena kepercayaan terhadap media konvensional yang lebih baik dari media sosial juga terjadi di Indonesia. Pada peringatan Hari Pers Nasional 2019 bulan. Februari lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo secara singkat mempresentasikan data tentang tingkat kepercayaan pada media konvensional yang semakin baik. Jakowi mengatakan, jika pada tahun 2017 tingkat kepercayaan pada media konvensional menunjukkan angka 58 persen sedangkan kepercayaan pada media sosial adalah 42 persen, maka pada tahun 2018 tingkat kepercayaan pada media konvensional mencapai 63 persen. Sebaliknya, tingkat kepercayaan di media sosial telah menurun, yang menunjukkan 40 persen pada 2018. Dari data itu, semakin banyak di sini semakin besar kepercayaan publik. Ini harus dipertahankan, kata Presiden Jokowi saat itu.

Tidak ada komentar