Pusat Penelitian UNAIR Temukan Stem Cell dengan Daya Bunuh COVID-19 hingga 90%


Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga telah berhasil membuat dua jenis sel punca yang dianggap mampu membunuh multiplikasi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 hingga 90%. sel pembunuh alami dan sel induk hematopoietik. "Kami melakukan penelitian pada sel punca. Jadi jenis sel punca yang kami gunakan di sini adalah dua sel pembunuh alami dan juga sel punca hematopoietik," katanya di Pusat Media untuk Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Graha National Agency untuk Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (12/6/2020)). Dari dua sel induk, kata Purwati, hasilnya menunjukkan bahwa sel pembunuh alami dan sel induk hematopoietik mampu membunuh virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 hingga 90%. "Dan itu diperoleh dalam 24 jam dan 72 jam sel induk hematopoietik dan sel pembunuh alami, sehingga ia dapat menonaktifkan daripada virus dalam jumlah yang signifikan sekitar 80 hingga 90% dari virus. Perawat mengatakan dua sel induk diambil dari dua waktu pengembangbiakan yang berbeda.

Dan itu bisa kita ambil dari darah dengan cara kultur jika sel-sel induk hematopoietik dari 3 hingga 4 hari. Jika sel pembunuh alami hingga 14 hari. Dan kita dapat menggunakan ini dalam pengaturan untuk pencegahan dan juga untuk pengaturan kuratif. Jadi jika pengaturan untuk pencegahan apakah untuk sel pembunuh alami dapat bertahan sekitar 4 bulan. Dan itu sangat biologis karena bisa diambil dari darah pasien sendiri, "lanjut Purwati." Dengan demikian kami berharap apa yang kami lakukan bersama dengan Tim Gugus Tugas dan juga semua media di Indonesia dapat bermanfaat bagi masyarakat bangsa. dan negara Indonesia dan juga dunia, "jelasnya. Nurwati juga menambahkan bahwa penelitian ini akan dikirim ke penelitian internasional untuk dilakukan lebih lanjut." Mungkin nanti kita juga bisa menyerahkannya ke internasional. Dan untuk komunitas ilmiah, kami juga telah menyebarluaskan hasil 7 jurnal penelitian yang terkait dengan penelitian ini, "pungkasnya.

Tidak ada komentar