TNI Membantah Penggunaan Eksplosif Selama Penyelamatan Setelah Penembakan Di Papua


Seorang juru bicara Komando Militer Cendrawasih Militer Indonesia, Letnan Kolonel Dax Sianturi, membantah laporan bahwa tim gabungan personil militer dan polisi yang terlibat dalam misi penyelamatan untuk menyelamatkan korban penembakan massal baru-baru ini di Nduga, Papua, telah dilakukan. peledak atau menembakkan senjata selama proses tersebut.

Itu berita palsu, katanya pada hari Minggu, 9 Desember 2018, seperti tertulis dalam keterangan. Dia mengatakan helikopter yang digunakan untuk membawa mayat pada tanggal 2 Desember 2018 adalah pembawa logistik. Itu bukan kendaraan serbu. Jadi bagaimana kita bisa menggunakan bom? ”Katanya.

Kemudian empat warga sipil ditembak mati ketika petugas keamanan berusaha mengambil mayat pekerja konstruksi dari perusahaan milik negara PT Istaka Karya yang telah ditembak oleh kelompok bersenjata yang terkait dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Samuel Tabuni, seorang pemimpin pemuda, mengatakan kerabatnya ditembak oleh petugas keamanan. Dua di Mbua, Dua di Yigi. Mereka ditembak selama proses penyelamatan, ”kata Samuel pada pernyataan tertulis.

Setelah menyelamatkan korban dan warga sipil, tim keamanan gabungan masih mencari lima pekerja konstruksi yang masih hilang.

Juru bicara Polda Papua Kombes. Ahmad Kamal mengatakan PT Istaka Karya mencatat 28 pekerja di kamp di distrik Yigi, tempat pembunuhan terjadi. Setidaknya 16 orang tewas selama serangan oleh kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Egianus Kogoya. Di antara korban adalah seorang karyawan proyek jalan Papua.

Tujuh pekerja ditemukan hidup, tiga di antaranya terluka dan menerima perawatan di Rumah Sakit Caritas Timika. Seorang anggota Brigade Mobil polisi juga dirawat di rumah sakit karena cedera.

Tidak ada komentar