Desa Di Batam Memperingatkan Bahwa Suaranya Tidak Untuk Dijual


Dengan hanya beberapa minggu hingga hari pemungutan suara, penghuni kompleks perumahan di desa Nenas, Batam, Kepulauan Riau, telah menegaskan bahwa suara mereka tidak untuk dijual.

Mereka telah memasang spanduk di pintu masuk kompleks yang mengatakan: "Terima“ serangan fajar ’, tetapi jangan memilih karena itu".

Serangan fajar mengacu pada praktik umum para kandidat membayar tunai kepada pemilih beberapa jam sebelum pemilihan terbuka. Oleh karena itu spanduk menyatakan bahwa sementara penduduk tidak dapat menerima uang yang diberikan kepada mereka, mereka tidak boleh membiarkannya mempengaruhi bagaimana mereka memberikan suara.

Tohom Sinaga, kepala unit lingkungan (RT) 003 dan unit komunitas (RW) 009 di Nanas, mengatakan spanduk itu adalah metode mendidik masyarakat sebelum hari pemungutan suara.

Ini adalah bagian dari pendidikan politik. Kami ingin mendorong komunitas kami untuk konsisten dalam memilih pemimpin masa depan mereka, kata Tohom seperti pernyataan yang tertulis.

Tohom Sinaga mengatakan Nenas terdiri dari sembilan unit lingkungan dengan 15.000 keluarga. Karena itu, ia mengatakan penting untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang menghindari pembelian suara.

Sementara itu, kepala Badan Pengawas Pemilu Batam, Syailendra Reza Irwansyah Rezeki, mengatakan spanduk itu tidak melanggar aturan apa pun karena itu hanya pernyataan.

Tapi tentu saja itu menjadi masalah ketika mereka menerima uang dari kandidat. Artinya ada politik transaksional yang terjadi di sana, kata Syailendra.

Tidak ada komentar