Pemerintah Akan Membatasi Kendaraan Yang Masuk Tol Trans Java JIka Terjadi Kemacetan


Kementerian Perhubungan menyiapkan rencana untuk membatasi jumlah kendaraan yang memasuki jalan tol Trans Jawa menuju ke Jakarta jika kemacetan sulit diatasi.

Rencana itu menjadi pertimbangan karena lalu lintas padat dari timur ke barat atau Jakarta yang mungkin menyebabkan antrian kendaraan tak berujung dan kemacetan parah.

Jika kondisinya belum jelas, kami mungkin memblokir hulu. Jadi mungkin, tidak semua kendaraan dapat memasuki tol, kata kepala badan penelitian dan pengembangan kementerian, Sugihardjo, di Pos Koordinasi Nasional untuk Transportasi Idul Terpadu 2019 Terpadu, pada hari Minggu, 9 Juni 2019.

Sugihardjo menjelaskan jika lalu lintas macet dan jalan raya penuh sesak, kendaraan akan diarahkan untuk melewati Jalan Pesisir Utara Jawa (Pantura).

Menurut dia, ketika lalu lintas melihat kemacetan, itu akan bermasalah untuk diatasi. Karena itu, kemacetan harus dikendalikan sebelum terjadi. Jika tol Trans Jawa diblokir, itu berarti gerbang masuk akan dikontrol. Misalnya sebelum Palimanan.

Selama dua hari terakhir pada tanggal 7 hingga 8 Juni, operator tol yang dikelola negara, Jasa Marga, mencatat 167.693 kendaraan yang kembali ke Jakarta melalui gerbang tol Cikampek Utama. Angka tersebut meningkat 213,97 persen dibandingkan dengan pada hari biasa normal 53.410 kendaraan.

Sementara itu, kenaikan lalu lintas selama arus mudik lebaran diprediksi akan berlanjut hari ini. Jasa Marga memperkirakan sekitar 82.810 mobil akan melewati gerbang tol Cikampek Utama menuju Jakarta, melonjak 210 persen dari hari-hari normal pada 26.705 kendaraan.

Tidak ada komentar