Sumur Mengering Saat Kekeringan Melanda Jakarta Utara


Warga Muara Baru, distrik Penjaringan di Jakarta Utara mulai menderita dampak musim kemarau dan mengeluh bahwa sumur mereka kehabisan air.

Selama musim kemarau, air selalu terbatas. Kami hanya bisa mengambil sedikit air dari sumur, kata Maryati, berusia 59 tahun, warga Muara Baru, seperti dalam pernyataan tertulis, pada hari Jumat, 5 Juli 2019.

Menurut Maryati, sumurnya tidak hanya mengering, tetapi juga beberapa sumur umum yang ada di unit komunitasnya.

Ketika salah satu sumur umum kehabisan air, warga pergi ke sumur milik pribadi untuk mendapatkan air.

Air dari sumur itu digunakan oleh masyarakat untuk mencuci pakaian dan piring dan untuk mengepel lantai.

Salah satu manfaat memiliki akses ke sumur pribadi adalah bahwa penghuninya tidak perlu membeli banyak air bersih dari tempat lain untuk kebutuhan sehari-hari.

Setiap penduduk membeli 120 liter air bersih dari pemiliknya seharga Rp 10.000.

Untuk sebagian besar kebutuhan sehari-hari saya, saya membeli air bersih. Saya hanya menggunakan air dari sumur untuk membersihkan kamar kecil saya, kata Wati yang berusia 55 tahun.

Dia juga mengatakan bahwa air dari sumur tidak berkualitas baik, mengatakan bahwa kadang-kadang terasa asam atau asin. Terkadang, airnya juga tampak kecoklatan.

Sebagian besar penduduk hanya menggunakan air sumur untuk mencuci pakaian dan membersihkan toilet.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jakarta mengumumkan bahwa dua wilayah di Jakarta Utara akan berlangsung 31 hingga 60 hari tanpa hujan.

Tidak ada komentar