Benny Wenda Mengkritik Presiden Jokowi, Memuji Gus Dur Di Papua
Pemimpin Gerakan United Liberation untuk Papua Barat, Benny Wenda, mengecam pendekatan yang dilakukan oleh elit negara untuk Papua, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Benny mengatakan Presiden tidak menyelesaikan masalah besar di provinsi itu meskipun dia sering berkunjung dan simpati rakyat.
Menurut Benny, kehadiran militer di wilayah itu tidak mewakili sikap Pak Jokowi. "Tidak ada Presiden Indonesia yang memahami masalah Papua seperti Gus Dur," kata Benny seperti pada pernyataan tertulis pada hari Senin, 2 September 2019.
Dua bulan dan sepuluh hari setelah dilantik, Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengubah nama provinsi dari Irian Jaya menjadi Papua.
Nama awal berarti telanjang dalam bahasa Arab ketika orang-orang Arab yang datang ke pulau itu menemukan penduduk asli tidak berpakaian.
Selain itu, Gus Dur mengijinkan Bintang Kejora atau bendera bintang pagi dikibarkan begitu lama di bawah bendera Indonesia. Tidak ada yang menggunakan nama Papua. Hanya Gus Dur yang berani membela Papua. Dia juga menganggap Bintang Kejora sebagai simbol budaya kita, kata Benny.
Dia mengatakan bahwa pendekatan humanis seperti itu diperlukan untuk orang Papua, daripada proyek pembangunan yang berada di bawah pengawasan militer. Dengan beberapa kritik itu, Benny menambahkan, ia akan terus melobi forum internasional untuk mendukung agenda referendum.
Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, lanjutnya, harus belajar dari negara-negara tetangga. Misalnya, Perancis yang memberi Kaledonia Baru kesempatan untuk mengadakan referendum atau Inggris Raya, yang mengadakan referendum untuk memutuskan apakah akan meninggalkan Eropa.
Bangsa Papua harus diberi kesempatan untuk memilih, kata Benny Wenda.
Post a Comment