Pakistan akan Desak Trump Lanjutkan Dialog Damai


Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan ia akan mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai dengan Taliban Afghanistan. Trump beberapa waktu lalu memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan dengan Taliban. Berbicara di sebuah acara di wilayah Torkham, yang merupakan wilayah perbatasan Pakistan dan Afghanistan, Khan mengatakan bahwa itu akan menjadi tragedi jika pembicaraan dihentikan sepenuhnya. Ini akan menjadi tragedi hebat jika pembicaraan ini tidak mencapai kemajuan, kata Khan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Rabu. Saya akan bertemu Trump di New York pada Senin pekan depan dan akan menekankan bahwa telah terjadi kehancuran dan kekacauan di Afghanistan selama 40 tahun terakhir. "Kami akan melakukan upaya terbaik kami agar pembicaraan ini dapat dilanjutkan," lanjutnya. Khan kemudian mengatakan bahwa Pakistan telah mengarahkan para pemimpin Taliban untuk berpartisipasi dalam pembicaraan damai sebelumnya di Qatar dan terlambat mengetahui bahwa negosiasi gagal.

Dia mengatakan peran Pakistan selanjutnya adalah meyakinkan Taliban untuk membuka pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan. Trump pekan lalu memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan setelah Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan seorang tentara AS. Dia mengatakan dia tidak akan pernah ingin berbicara dengan orang-orang yang secara terbuka mengakui pembunuhan orang tak bersalah dan juga pasukan AS. Sebelum diumumkan sudah berakhir, AS dan Taliban sebenarnya telah menyetujui rancangan perjanjian perdamaian, yang dapat menghentikan perang 18 tahun antara kedua pihak. Draf perjanjian itu disepakati dalam perundingan damai putaran kedua antara kedua pihak di Doha, Qatar beberapa waktu lalu. Rancangan tersebut menyatakan bahwa AS akan menarik 5.000 tentara dan menutup lima pangkalan di Afghanistan, dengan imbalan jaminan bahwa Afghanistan tidak akan digunakan sebagai pangkalan untuk serangan militan ke Amerika.

Tidak ada komentar