Pembisnis Mencari Kompensasi Dari Pemerintah Jakarta Untuk Kerugian, Kerusakan Akibat Banjir


Banjir meluas yang mulai menghantam bagian-bagian Jakarta pada Hari Tahun Baru mengalami dampak yang hampir dua minggu kemudian, karena sejumlah pusat perbelanjaan di seluruh ibukota masih tidak dapat membuka bisnis karena perbaikan yang sedang berlangsung.

Akibatnya, beberapa pemilik bisnis telah meminta pemerintah Jakarta untuk memberikan kompensasi kepada mereka atas kerugian yang mereka derita akibat bencana.

"Kami telah mengirimkan laporan kepada Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan," kata ketua Asosiasi Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah pada hari Minggu seperti dalam keterangan tertulis.

Dia mengatakan pemilik bisnis mengharapkan administrasi untuk memberikan kompensasi dalam bentuk pengurangan pajak, alih-alih cakupan finansial langsung dari kerugian mereka.

“Ada sejumlah peraturan yang telah membebani kita di lapangan, seperti pajak iklan di dalam ruangan,” kata Budihardjo, merujuk pada pajak administrasi atas iklan yang ditampilkan di dalam pusat perbelanjaan.

Pajak iklan administrasi saat ini adalah 25 persen dari biaya sewa iklan.

Dua pusat perbelanjaan utama, Taman Anggrek di Jakarta Barat dan Cipinang Indah di Jakarta Timur, masih ditutup karena perbaikan yang sedang berlangsung pada hari Minggu, menurut Budihardjo.

Pengecer di Jabodetabek diperkirakan telah kehilangan lebih dari Rp 1 triliun secara total karena toko-toko di daerah tersebut harus berhenti beroperasi karena banjir parah sejak Malam Tahun Baru, menurut pejabat Asosiasi Pengecer Indonesia Rod Mandey.

Di Jakarta saja, katanya, sekitar 300 toko tutup, sehingga total kerugian diperkirakan Rp 960 juta.

Tidak ada komentar