Pakar : Ikan Dan Kerang Dari Teluk Jakarta Jangan Dikonsumsi Karena Rentan Terhadap Kanker


Makan ikan dan kerang dari Teluk Jakarta berbahaya karena senyawa beracun dan berbahaya (B3) yang merusak organ ikan dan melumpuhkan kerang, kata seorang pakar.

Seorang profesor di Fakultas Urusan Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor, Etty Riani, mengatakan kepada awak media pada hari Kamis, 21 Febuari 2019 bahwa kualitas ikan tergantung pada kualitas lingkungan.

Orang yang mengkonsumsi ikan dari Teluk Jakarta rentan terhadap kanker dan penyakit degeneratif seperti gagal ginjal, katanya.

Dalam lingkungan yang tercemar, ikan rentan terhadap kontaminasi dari senyawa berbahaya, seperti senyawa logam yang dapat merusak jaringan ikan, karsinogen, dan mutagen.

Etty Riani menjelaskan bahwa senyawa logam memasuki tubuh ikan melalui pori-pori kulitnya, insang atau ketika sedang makan. Senyawa tersebut kemudian menumpuk di organ.

Sungai Citarum dan Teluk Jakarta adalah salah satu sungai atau daerah pesisir yang paling tercemar, katanya.

Senyawa berbahaya telah ditemukan di barakuda, pepetek, sokang, beloso dan kerang dari Teluk Jakarta.

Kerang yang terkontaminasi oleh senyawa berbahaya menjadi berbuih dalam bentuk bukannya rata yang menunjukkan daging tidak aman.

Sebagai perbandingan, Etty Riani mengatakan bahwa meskipun ikan di Kepulauan Seribu juga terkontaminasi oleh senyawa logam, jumlahnya jauh lebih rendah, membuat ikan di sana relatif aman untuk dikonsumsi.

Selama ini, pemeriksaan B3 pada ikan yang diekspor telah dilakukan, tetapi saya belum pernah mendengar pemeriksaan B3 pada ikan untuk konsumsi lokal, kata Etty.

Tidak ada komentar