Turki dan Rusia Sepakati Penarikan Mundur Milisi Kurdi


Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan pada konferensi pers bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa di Sochi mengatakan bahwa mereka telah setuju untuk memberikan milisi YPG Kurdi 150 jam untuk menarik 30 km dari perbatasan Turki-Suriah. Gencatan senjata yang dimediasi AS selama lima hari pekan lalu, mendorong pasukan Kurdi untuk menarik diri dari perbatasan sejak invasi Turki ke timur laut Suriah. Sebelumnya, milisi YPG Kurdi telah menyelesaikan kewajiban ini. Tetapi mereka belum mengkonfirmasi apakah mereka akan mundur lebih lanjut sesuai dengan hasil kesepakatan Turki dengan Rusia. Erogan juga mengatakan pasukan Turki akan menghancurkan pangkalan dan kamp-kamp milisi Kurdi. telah selesai. Mereka juga mengatakan tidak perlu lagi melakukan tindakan ofensif di wilayah tersebut. Pada tahap ini, tidak ada lagi operasi militer yang diperlukan, kata kementerian pertahanan Turki. Turki dan Rusia juga mengumumkan bahwa mereka akan melakukan patroli bersama di wilayah perbatasan Turki-Suriah, karena Rusia bermaksud untuk menjadi mediator terkuat di kawasan Timur Tengah. Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, menghargai perjanjian itu. Dia mengatakan ini akan mengakhiri pertumpahan darah di wilayah tersebut.

Lavrov juga mengatakan bahwa Erdogan sepakat tentang pentingnya integritas wilayah di Suriah. Lavrov menambahkan bahwa perjanjian itu adalah tanda terakhir dari serangan Turki terhadap Suriah. Rusia telah lama menjadi sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang pasukannya telah memasuki Suriah, ke wilayah yang dikuasai pasukan Kurdi untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun setelah Amerika menarik pasukannya dari wilayah itu, yang kemudian menyebabkan invasi militer ke Turki. Karena itu Pasukan Demokrat Suriah mulai mendekati sekutu lainnya, Rusia dan rezim al-Assad. Rutin diketahui telah berkomunikasi dengan Assad dan menginformasikan perjanjian dengan Turki dan mengatakan pemerintah Suriah mendukung perjanjian tersebut. Dua minggu lalu, presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menarik pasukan AS dari Suriah. Keputusan ini membuka jalan bagi Erdogan untuk memenuhi ambisinya yang sudah lama ada, yaitu mengusir pasukan Kurdi dari wilayah perbatasan, karena beberapa kelompok bersenjata pasukan Kurdi diketahui melakukan kontak dengan kelompok Kurdi di Turki yang dianggap organisasi teroris. Invasi Turki ke timur laut Suriah menyebabkan sekitar 176.000 orang harus mengungsi, PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa. Invasi militer Turki juga dikhawatirkan melemahkan pengamanan pasukan SDF terhadap tahanan ISIS, yang menyebabkan ratusan milisi ISIS dan keluarga mereka mengungsi.

Tidak ada komentar