Bekasi Merenungkan Memasang 1.000 Monitor CCTV Untuk Mengekang Pelecehan Seksual


Walikota Bekasi Rahmat Effendi atau Pepen mengatakan kota satelit mempertimbangkan rencana untuk menginstal lebih banyak kamera CCTV untuk menekan tingkat kejahatan di tengah meningkatnya pelecehan seksual di depan umum.

Pepen mengatakan kamera dapat diperoleh melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari perusahaan besar. Kamera yang baru dipasang kemudian akan dihubungkan ke monitor Polisi Bekasi.

"Lakukan dengan skema CSR. Mereka harus memasang kamera dan kami akan menghubungkannya ke jaringan Kepolisian Bekasi," kata Pepen.

Namun, kamera kemungkinan besar akan dipasang di lokasi strategis seperti jalan utama, sedangkan pelecehan seksual di depan umum sering terjadi di daerah yang kurang ramai seperti gang kompleks perumahan.

Beberapa kasus pelecehan seksual di depan umum telah dilaporkan di Bekasi.

Pada tanggal 20 Desember 2019, seorang pria memamerkan alat kelaminnya di seorang siswa sekolah menengah kejuruan di Jl. Raya Pasar Kranggan, Jatisampurna, Bekasi.

Kemudian pada tanggal 15 Januari, seorang wanita paruh baya diraba-raba di payudaranya oleh pria tak dikenal di sebuah gang di Kaliabang, Bekasi Utara.

Seorang pria juga dikabarkan melakukan aksi eksibisionis di Jl. Raya Ahmad Yani, Bekasi Selatan, pada tanggal 23 Januari.

Polisi hanya dapat mengungkap kasus Kaliabang karena rekaman CCTV yang digunakan untuk mengidentifikasi pelaku dan kendaraannya. Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Denny Hendrianto, berusia 22 tahun, ditangkap oleh polisi pada tanggal 17 Januari.

Tidak ada komentar