Menteri Meminta Maaf Karena Menggambarkan Lingkungan Tanjung Priok Sebagai Daerah Kumuh


Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly telah meminta maaf karena memprovokasi kemarahan warga Tanjung Priok di Jakarta Utara setelah deskripsi negatifnya tentang daerah tersebut.

Dalam pidatonya di Penjara Jatinegara di Jakarta Timur pada tanggal 16 Januari, menteri menyatakan bahwa Tanjung Priok adalah contoh "daerah kumuh" dan juga sumber segala jenis kejahatan karena kemiskinan.

Pada saat itu, Yasonna menggambar perbandingan antara anak-anak di Menteng, lingkungan yang kaya di Jakarta Pusat, dan anak-anak di Tanjung Priok. Menurut menteri, kejahatan tidak akan terjadi di Menteng dibandingkan dengan daerah kumuh, seperti di Tanjung Priok, karena orang yang tinggal di sana "miskin."

Pernyataan kontroversialnya tampaknya membuat marah ratusan warga Tanjung Priok yang berbondong-bondong ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Jl. HR Rasuna Said di Jakarta Selatan pada hari Rabu sebagai protes.

Menteri menyampaikan permintaan maafnya kemudian pada hari yang sama, mengatakan itu bukan niatnya untuk menyinggung warga Tanjung Priok.

“Media massa dan publik menafsirkan kata-kata saya dengan makna yang berbeda, menyebabkan teman-teman Tanjung Priok saya merasa tersinggung. Karena itu, saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya, ”kata Yasonna seperti dalam pernyataan tertulis.

Dia menyatakan harapan bahwa permintaan maafnya akan menyelesaikan masalah ini.

“Semoga setelah konferensi pers ini kita akan dapat menyatukan hati dan diri kita untuk membangun bangsa ini,” kata Yasonna, seraya menambahkan bahwa dia berjanji akan meluangkan waktu untuk mengunjungi penduduk Tanjung Priok.

Tidak ada komentar