PERMINTAAN ORGANISASI ISLAM DUNIA TERHADAP NOBEL PERDAMAIAN AUNG SAN SUU KYI
PERMINTAAN ORGANISASI ISLAM DUNIA TERHADAP NOBEL PERDAMAIAN AUNG SAN SUU KYI
Organisasi Pendidikan , Ilmu dan Budaya Islam (ISESCO) kemarin telah menganjurkan agar Komite Nobel Norwegia segera melakukan pencabutan anugerah Nobel Perdamaian terhadap Aung San Suu Kyi yang di dapatkan pada tahun 1991.
Pada Hari Rabu 6 September 2017 , dalam pernyataan tersebut ISESCO menyatakan bahwa Suu Kyi sudah tidak memiliki hak untuk memiliki julukan tersebut. karena apa yang telah di lakukan di Negaranya , dibawah kepemimpinannya terhadap warga Minoritas muslim Rohingya,
ISESCO merupakan lembaga yang telah didirikan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada Bulan Mei 1979 dan memiliki 52 Negara anggota. Organisasi tersebut bersarang di Rabat , Maroko dan diketuai oleh Abdulaziz Utsman Altwaijri..
ISESCO juga menyatakan bahwa Tindakan Myanmar tersebut sangat bertentangan dengan Semangat Nobel perdamaian.
Tak hanya itu , ISESCO juga memohon agar Komunitas Internasional untuk segera ikut alih dalam mengentikan kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi yang terjadi terhadap muslim Rohingya di Myanmar.
Aung San Suu Kyi yang merupakan perempuan 72 Tahun tersebut telah memiliki jabatan sebagai seorang Penasihat Negara tersebut. Saat ini dalam tekanan Dunia Internasional akibat apa yang terjadi dengan Myanmar.
Aung San Suu Kyi terlihat lebih banyak diam atas penindasan yang dialami oleh para warga minoritas muslim Rohingya di Negara Rakhine.
Seiring dengan makin parahnya krisis Rohingya , Para pengguna dunia maya juga memohon agar nobel perdamaian yang dimiliki Suu Kyi segera di cabut.
Dalam sebuah situs pembina suara petisi darling Change.org dapat terlihat bahwa sudah sebanyak 292 ribu orang menyatakan bahwa mereka setuju agar gelar yang di miliki Suu Kyi segera di cabut.
"Aung San Suu Kyi harus mengembalikan hadiah Nobelnya. Dirinya sama sekali tidak pantas untuk mendapatkannya," tulis salah satu akun @alsoknownaszaz di media sosial twitter.
Post a Comment