Dinilai Tak Punya Program, Kabinet PM Malaysia Muhyiddin Tuai Kritik


Kabinet Pemerintah Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin telah dikritik karena dianggap terlalu gemuk dan tidak menunjukkan keberagaman. Para menteri juga lebih cenderung mewakili etnis Melayu saja dan tidak mengakomodasi kelompok minoritas lainnya. Kritik itu disampaikan oleh koalisi yang berkuasa di koalisi, Pakatan Harapan (PH), yang menanggapi pengumuman kabinet oleh Muhyiddin. Berbagai jabatan menteri diciptakan untuk dapat memenuhi kursi berbagai partai politik dalam koalisi baru yang menjatuhkan PH bulan lalu. Ada 70 posisi, termasuk PM, dibandingkan dengan 55 di PH Pemerintah sebelumnya, politisi Partai Amanah negara Khalid Abdul Sama mengatakan kemarin, Channel News melaporkan. Asia. Itu adalah kabinet tempat semua orang mendapat bagiannya, kata Khalid. Khalid, yang merupakan anggota parlemen dari Shah Alam dan mantan menteri teritorial federal mengungkapkan bahwa ada terlalu banyak menteri dan wakil menteri hanya untuk memenuhi kebutuhan partai dalam aliansi baru. Demikian diungkapkan rekan Khalid dari Partai Amanah Negara, Salahuddin Ayub, yang mengungkapkan ukuran kabinet terlalu besar. Itu tidak baik untuk negara. "Saya pikir mereka berbagai kursi di kabinet di antara semua pihak yang mendukung Muhyiddin," katanya. Pemerintah PH digulingkan ketika Muhyiddin menarik Partai Adat Malaysia keluar dari koalisi dan bergabung dengan Front Nasional (BN). Bahkan, BN sebelumnya digulingkan dari kekuasaan selama 60 tahun dalam pemilihan terakhir. Muhyiddin juga didukung penuh oleh faksi Azmin Ali yang meninggalkan Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Islam Malaysia, dan Asosiasi Partai Sarawak.

Muhyiddin diangkat sebagai PM kedelapan oleh raja Malaysia berdasarkan keputusan mayoritas anggota parlemen. Dia mengumumkan kabinetnya Senin lalu (9/3) dengan empat menteri senior atau koordinator dan mengeluarkan wakil menteri. Pemerintah Muhyiddin menghadapi ancaman dari mantan kolega PH yang berencana untuk memberikan suara tidak percaya ketika sesi parlemen diadakan. Khalid juga mengkritik kabinet Malaysia yang baru karena tidak memiliki tujuan yang jelas selain menggulingkan PH. "Tidak ada program yang mengendalikan kabinet," katanya. Dia juga mengkritik komposisi kabinet yang tidak mencerminkan komposisi ras di Malaysia. Sementara Fahmi Fadzil, anggota parlemen dari PKR, mengungkapkan kabinet Muhyiddin tidak menunjukkan perwakilan perempuan karena hanya 13% perempuan yang ada dalam daftar kabinet. Kenyataannya adalah bahwa ada 50% wanita di Malaysia. Bagaimana bisa hanya 13% di kabinet mewakili 50% dari populasi aktual negara itu? katanya, bertanya. Mengenai pengangkatan empat menteri senior atau menteri koordinator, ilmuwan politik di Universitas Malaya Sarawak, Jeniri Amir, mengungkapkan bahwa ini adalah upaya untuk menyeimbangkan PM baru. "Dia (Muhyiddin) telah memperhitungkan semua faktor, termasuk semua komponen partai yang berkontribusi pada penunjukan sebagai PM dan pembentukan Keterlibatan Nasional, katanya. Dia mengungkapkan komposisi menteri itu dapat diprediksi dan kabinet yang aman. Keempat koordinasinya menteri adalah pembelot PKR Azmin Ali, politisi UMNO (Organisasi Persatuan Nasional Melayui Serikat) Ismail Sabri Yaakob, Asosiasi Partai Serawak (GPS) Fadillah Yusof, dan Partai Adat Malaysia (Mohd Radzi Md Jidin). sebagai kebutuhan politik. "Azmin mengundang 10 anggota parlemen sehingga Muhyiddin bisa menjadi PM. Kontribusi politik Azmin adalah jaminan bahwa posisi Muhyiddin tidak akan terganggu, katanya. Muhyiddin juga tidak memasukkan Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi dalam kabinetnya. Itu menunjukkan Muhyiddin untuk menunjuk orang-orang dengan integritas, katanya.

Tidak ada komentar