Jokowi Menyampaikan Permintaan Maaf Kepada Para Pihak Yang Dikecualikan Dari Susunan Kabinet


Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta maaf kepada beberapa pihak, yang aspirasinya tidak tertampung selama pemilihan untuk jajaran Kabinet Maju Indonesia.

"Mereka yang kecewa mencapai lebih dari 266 juta. Ini berarti jumlah mereka lebih tinggi daripada mereka, yang senang. Mungkin, beberapa dari mereka yang hadir juga kecewa. Karena itu, saya minta maaf karena tidak dapat mengakomodasi mereka semua karena, sekali lagi, hanya 34 pos yang tersedia, "katanya ketika membuka Kongres ke 10 Pemuda Pancasila di Hotel Sultan di Jakarta pada hari Sabtu.

Jokowi membenarkan telah menerima sekitar 300 kandidat menteri sebelum dia mengumumkan susunan kabinet pada hari Rabu (23 Oktober 2019).

Kepala negara berbicara tentang tantangan yang ia temui dalam membentuk susunan kabinet karena ia harus menyesuaikan diri dengan berbagai latar belakang.

"Kita harus melihat masalah yang menyangkut daerah, kelompok etnis, dan agama. Proporsi harus benar-benar akurat ketika menyangkut partai politik dan profesional. Tidak mudah untuk membentuk susunan kabinet yang harus beragam karena Indonesia melambangkan kesatuan dalam keanekaragaman," dia telah menyatakan.

Terlepas dari apakah seseorang terpilih sebagai menteri adalah normal dalam demokrasi, ia mencatat sambil menarik UUD 1945 di mana adalah hak prerogatif presiden untuk memilih menteri.

"Namun, saya percaya Indonesia memiliki budaya yang mulia. Indonesia memiliki Pancasila yang menyatukan semua perbedaan pendapat. Perbedaan dalam pilihan juga normal. Namun, bagi kami, persatuan dan kebersamaan adalah suatu keharusan," Jokowi menekankan.

Tidak ada komentar