Di Sulawesi Selatan, Banjir Dan Tanah Longsor Menelantarkan Lebih Dari 6.700 Orang, 68 Terbunuh


Banjir dan tanah longsor yang melanda 12 kabupaten dan satu kota di Sulawesi Selatan pada pekan lalu telah menewaskan sedikitnya 68 orang dan menelantarkan sekitar 6.700 lainnya, kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu.

Hujan deras yang melanda beberapa bagian Sulawesi Selatan sejak hari Senin lalu menyebabkan banjir di setidaknya 71 kecamatan di 12 kabupaten dan satu kota di provinsi itu, memicu tanah longsor dan memutus akses jalan di beberapa daerah.

Dari total 68 kematian, 45 mayat ditemukan di Gowa, 14 di Janeponto, empat di Maros dan satu di ibu kota provinsi Makassar, juru bicara BNPB Bapak Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pada hari Minggu, 27 Januari 2019.

“Gowa, Janeponto, Makassar, Maros dan Majo adalah yang paling terkena dampak banjir,” kata Sutopo.

Di Gowa, setidaknya 604 rumah terendam air dan 46 orang terluka dan 2.121 lainnya mengungsi.

Di Jeneponto, air banjir merusak 438 rumah, menyapu 32 lainnya dan membuat 3.276 orang kehilangan tempat tinggal.

Hujan deras juga menyebabkan sungai meluap di 14 wilayah di Makassar, menggenangi 477 rumah dan menggusur sekitar 1.000 orang.

Sementara di Maros, pihak berwenang mencatat 251 pengungsi dan 552 rumah terendam.

Di seluruh provinsi, total 550 rumah rusak atau terbawa banjir dan lumpur, dan sekitar 5.100 lainnya terendam air. Bencana tersebut merusak 65 sekolah, 13.000 hektar sawah dan 34 jembatan.

Karena air banjir hampir sepenuhnya surut pada hari Minggu, sejumlah pengungsi telah kembali ke rumah sementara pihak berwenang melanjutkan upaya darurat dan bantuan yang berfokus pada membersihkan puing-puing dan lumpur, serta menyediakan makanan, layanan kesehatan, dan tempat berlindung bagi para korban.

Prioritas saat ini adalah membersihkan lumpur dan puing-puing yang menghalangi rumah dan akses jalan, kata Pak Sutopo. Di daerah-daerah tertentu, lumpur tebal telah mengisi rumah-rumah, mencapai setinggi 50 sentimeter. Lumpur sulit dibersihkan karena sudah mulai mengeras.

Pihak berwenang telah mengerahkan alat berat untuk membersihkan puing-puing.

Sampai hari Minggu, tim pencarian dan penyelamatan masih mencari tujuh orang yang hilang di Gowa dan Janeponto.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memperingatkan hujan lebat dan angin kencang pada pekan ini di sejumlah daerah, termasuk di Sulawesi Selatan dan mengatakan musim hujan akan memuncak pada akhir bulan Januari 2019 atau awal bulan Februari 2019 secara nasional.

Tidak ada komentar